Minggu, 17 Mei 2009

RANI, SEBUAH FENOMENA MASYARAKAT

Box:
Rani Julianti ngetop dengan segala persepsi mayarakat yang beragam. Ada yang diplesetkan sebagai gula-gula, sebagai caddy ecek-ecek, sebagai kalangan bawah yang memikat pejabat dan lain-lain. Benar dan tidaknya juga belum tentu, namun opini yang berkembang dasyat, membuat jengkel berbagai fihak.


Kok seorang caddy bisa mengubah dunia tersebut? Itu pertanyaan yang selalu diulang ulang. Seolah seorang caddy tidak bisa mencapai cita-cita yang tinggi. Seolah-olah seorang caddy paling banter cita-cita yang dicapai hanyalah jadi simpanannya pejabat. Bahkan sebuah stasiun televisi mengupas bahwa seorang caddy, otomatis bisa memperbaiki hidupnya dengan demikian,begitu diangkat pejabat dari dunianya,dia akan berhenti dari seorang caddy menjadi seorang simpanan.

Padahal bila melihat jalan hidup orang sukses,menurut ceritanya adalah apa saja bias menjadi jalan. Merangkak dari nol dan setapak demi setapak sukses puncak bisa diraih dengan gemilang. Kenapa masyarakat sudah Ngepal caddy akan menjadi simpanan? Jangan dong, jangan bilang begitu.


PANDANGLAH WANITA DENGAN HORMAT.

Bila memandang wanita dengan menghormat,akan menjadi lain persoalannya dengan apabila dipandang dari sexynya. Hormatilah wanita dengan rasa kemanusiaan dan kasih saying sesame wanita. Sudah saatnya bangsa Indonesia berubah dalam memandang segala sesuatu. Janganlah sok normatif tapi munafik.

Wanita, dilahirkan dengan beragam status. Kalau boleh memilih ya, bagusnya wanita itu dilahirkan satu jenis status social saja, yaitu berstatus social kalangan menengah atau atas saja. Jadi lebih mudah bagi wanita untuk bersikap terhadap dirinya.

Bila dia sudah berstatus kalangan atas,dia tinggal mengembangkan dirinya kearah yang dia inginkan sendiri dengan sudah tidak memikirkan perut lagi. Dia mau berkarir,mau jadi ibu rumah tangga, atau mau meraih menjadi ibu Negara.

NAMUN SAYANGNYA,SEMUA ITU tidaklah demikian adanya, wanita harus bervariasi tingkat ekonominya,sehingga dia bahkan sebagian besar wanita,harus memikirkan perutnya dan perut anak-anaknya, baru merintis cita-citanya. Memilukan sebetulnya nasib wanita Indonesia. Lain halnya wanita kalangan atas yang bisa mengenyam tingkat pendidikan cukup,dalam situasi pengamanan yang cukup,dalam kalangan yang berpendidikan. Dia tinggal mengepakkan sayapnya dengan manis.Terbang kian kemari dipandang dengan cantik oleh siapa saja.

Lain ceritanya yang kalangan bawah. Keamanan dia sebagai wanita juga terancam,setiap saat dengan kelemahan fisiknya dia harus berfikir keras setiap hari menyelamatkan dirinya, bagaiman menempuh cita-citanya, juga menjadi persoalan sendiri yang harus ditengoknya setelah dia memenuhi periuk nasinya,baru dia menentukan sikap melawan nasibnya untuk berkarir atau menyerah sebagai ibu rumah tangga. Itupun dilaluinya dengan berbagai tahap itu. Beratnian. Belum masalah-masalah psikologis lainnya. Maka hormatilah kaum ini baik dari kaumnya sendiri ataupun dari lawan jenisnya itu.


Biarkan Rani-Rani mengekprssikan dirinya

Bila dilihat,dari perjalanan hidup wanita yang diatas sudah disebutkan. Mbok ya sudah biarkanlah Rani rani yang lain itu berkembang. Seorang caddy juga punya untuk berkembang untuk meningkatkan nasibnya. Mungkin seperti Rani itu juga ingin sekolah pasca sarjana. Kalau jalan yang ditempuhnya harus melalui demikian yang apa boleh buat? Biarkan saja berkembang sebagai hak asai setiap manusia. Juga pada Rani-rani yang lain.

Para wanita juga harus menghormati achievement ini, sebagai suatu roket yang cepat untuk memperbaiki nasib Rani rani di Indonesia. Untuk apa uang banyak banyak pada pejabat yang harus dibuang banyak banyak untuk keperluan gengsi ? Namun untuk seorang Rani yang bercita-cita menempuh pasca sarjanan,mengepakkan sayap setinggi langit, malah akan berguna memperbaiki anak turun Rani-rani di Indonesia.

Para wanita janganlah iri dengan perjalanan nasib seperti ini. Apalagi sok suci dengan keadaan yang tak berdaya, biarlah semua berkembang dan mekar untuk membuat taman bagi hatinya sendiri-sendiri.


Politisi dilarang memasuki ranah ini

Para politisi jangalah memasuki ranah ini untuk menjatuhkan lawan politiknya demi peningkatan nasib bangsa. Masih banyak system lain untuk bertanding dengan lawan politiknya dengan cara yang sehat.

Para politisi juga mempunyai anak wanita,juga mempunyai ibu wanita,juga mempunyai kawan wanita,janganlah memasuku ranah ini agar tidak kuwalat dalam hidupnya

Demikianlah adanya,sebaiknya negri yang banyak kemiskinan ini harus saling rukun dan pengertian terutama dalam menempatkan wanita dalam kehidupan masyarakat, fikirkanlah wanita denganberbagai keperluannya sampai dengan keperluannya memasuki derajat wanita yang paling tinggi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar