Minggu, 10 Mei 2009

PERSPEKTIF DAN TANTANGAN BISNIS ASURANSI UMUM DI INDONESIA

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Asuransi pada hakekatnya adalah menghimpun dana masyarakat dalam jangka panjang. Karakter itu sangat tepat dengan pemerintah dalam membangun infrastruktur,peningkatan ekonomi untuk kesejahteraan bangsa.

Maka Asuransi bisa menjadi mitra pemerintah dalam pembangunan fisik dan mental ekonomi bangsa.Betulkah ? dimanakah letak dari pembangunan fisik dan mental bangsa tersebut? Dapatkah AJB Bumi Putera 1912 menjawab tantangan ini?

------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Belakangan Asuransi agak ngetop, banyak dibicarakan,banyak dicuatkan isu-isunya di media massa cetak maupun elektronik. Rasanya kebanggaan asuransi kian meningkat,hal itu menunjukkan bahwa asuransi sudah berkembang pesat sehingga menampakkan jati dirinya.

Masyarakat yang berasuransi baik individual maupun kelompok juga berkembang . Sebenarnya bagaiman yang lebih dahulu. Asuransi meningkatkan kesejahteraan masyarakat atau masyarakat sejahtera baru menggunakan asuransi ?.Inilah yang akan menjawab paradigma asuransi apakah bisa mempunyai daya guna dalam pembangunan fisik dan mental ekonomi bangsa.

Industri asuransi memamg harus berbenah mempercantik diri agar masyarakat makin menyukai kecantikannya.Perlakukuan-perlakuan tak pantas yang dipertontonkan pada nasabah sudah saatnya harus dibuang jauh. Jika tidak masyarakat yang sudah memegang polis akan mencampakkan asuransi sementara calon nasabah akan tetap jauh dan menjauhi pintu asuransi.

Membangun dan mengembangkan asuransi rupanya sudah tidak bisa ditawar lagi Era globalisasi semakin menuntut peningkatan kapasitas,kompetensi,ketrampilan berbisnis ,sumber daya manusia yang kuat dan cerdas. Pelaku industri asuransi yang tidak memiliki komitment yang kuat untuk semua itu memang pantas bubar dan keluar dari pasar.


BAGAIMANA ASURANSI YANG BIJAK


Setiap manusia mempunyai resiko , Namun ada beberapa cara untuk mengatasinya seperti menghindari resiko ,menanggung sendiri resiko ,atau mengalihkan resiko kepada fihak lain. Penerima pengalihan resiko dikenal sebagai perusahaan asuransi.Baerarti perusahaan asuransi itu yang menjamin mengganti risiko yang dihadapi manusia tersebut.

Memilih produk asuransi sering jadi persoalan dan membingungkan. Ada beberapa tahap yang harus dipenuhi keluarga atau seseorang dalam memilih asuransi.

Pertama yaitu memahami diri sendiri sebagai pemegang atau pembeli asuransi kita harus tahu benar dan jelas kebutuhan kita. Pemilihan sesuai dengan kebutuhan harus menjadi prioritas utama. Tahap awal asuransi kesehatan sangat dibutuhkan fihak yang mulai mengumpulkan investasi asuransi. Asuransi kesehatan menanggung beaya pengobatan ,termasuk kalau harus rawat inap. Selanjutnya asuransi jiwa menanggung resiko atas ketidak pastian dimasa mendatang .

Asuransi ini memberikan jaminan sejumlah dana untuk keluarga yang ditinggalkan bila pemegang polis meninggal dunia . Artinya kita memindahkan resiko yang dihadapi keluarga dimasa dating kepada perusahaan asuransi.

Apabila kedua asuransi ini sudah dimiliki selanjutnya kita memerlukan asuransi barang yang dimiliki. Misalnya asuransi rumah bebas kebakaran .asuransi mobil dari kecelakaan dan kehilangan.

Sesudah itu baru dipikirkan asuransi spesifik yaitu misalnya asuransi pendidikan ,pekerjaan ,profesi dan lain-lain.


JANGAN MEMAKSAKAN DIRI


Jangan memaksakan diri bila tidak mampu untuk melanjutkan asuransi sampai pada tahap-tahap ini. Karena pembeli asuransi baru akan bisa menikmati asuransi biasanya pada rata-rata tahun kelima. Jadi mengingat waktu yang panjang ini harus dicermati betul untuk memutuskan membeli produk asuransi. Terutama pada kondite perusahaan asuransi yang utama dan khususnya pada keruangan yang dimiliki oleh pembeli asuransi.

Dari sini perusahaan asuransi harus faham betul dalam membaca kesulitan masyarakat dalam menentukan pilihannya ini. Sehingga perusahaan asuransi harus profesional betul,jangan hanya karena nila setitik yang dilakukan agen asuransi akan menyebabkan rusak susu sebelangan perusahaan asuransi yang dibina. Maka para agen harus betul-betul dalam screaning/pemilihan pribadi yang tinggi.Sehingga benar-benar nasabah terlayani dengan baik dan tidak dilukai yang menimbulkan trauma psikhologis.Karena saingan perusahaan asuransi adalah bank-bank yang professional dalam pelayanan dan produknya. Perusahaan asuransi harus bisa menyamai lembaga ini kalau memang akan menjadi mitra pemerintah dalam membangun mental dan perekonomian bangasa. Yaitu menjadikan mentalitas hidup hemat dan terencana masyarakat dalam bangsanya sehingga perekonomian bangsa menjadi tegak karena kegiatan perekonomian yang terencana dan sehat.


MELUKAI NASABAH ADALAH AWAL DARI KETIDAK PERCAYAAN


Asuransi identik dengan pencairan klaim susah dan mengejar-ngejar premi. Begitulah paradigma yang ada di masyarakat kebanyakan tentang asuransi.Sehingga bila dalam pembicaraan antar persona masyarakat,bila terdapat pembicaraan tentang pendapat seseorang yang diminta bila yang satu ingin membeli produk asuransi

Sampai saat ini pendapat itu masih saja melekat pada setiap orang. Pengalaman penulis sendiri juga mengalami hal yang serupa dengan pemikiran tersebut diatas. Ketika penulis memdapatkan dana yang cukup dari hasil warisan,penulis berkunjung kepada konsultan yang statusnya sahabat,juga guru yang selama ini cukup lumayan pemikirannya,menurut penulis. Ketika penulis menayakan apa yang harus saya lakukan terhadap uang yang saya peroleh dari keluarga ini. Sarannya masih saja klasik yaitu di depositokan saja. Jangan sampai tergiur oleh agen asuransi,begitulah nasehat yang diberikan pada saya.

Untuk masalah ini sementara saya jadi tidak sefaham dengan sahabat dan guru saya itu. Saya berfikir. Kok dari dulu asuransi dipandang seperti itu,bahkan sejak saya masih remaja,pendapat ini sudah ada. Benarkah seperti itu ? namun terus terang untuk mencoba saya juga masih takut takut.


Box I: PENGALAMAN MENGIKUTI ASURANSI.

Namun meskipun begitu saya juga pembeli asuransi. Berawal dari rasa ingin mencoba dan membuktikan apakah benar yang ditudingkan orang-orang kalau asuransi itu buruk seperti itu. Saya mencoba membeli produk asuransi yang tidak begitu besar nilainya,yaitu produk untuk saya sampai saya menjelang pension yaitu berumur 49 tahun,dan pendidikan anak saya sampai lepas SMA. Masing masing 5 jt rupiah. Pada pembayaran sampai masing-masing polis memakan waktu 4 tahun tidak ada maslah,agen dating kerumah selalu mengambil premi.saya setiap saat juga harap-harap cemas tentang ini semua. Yang ada difikiran saya bagaiman kalau dana yang sudah masuk itu nanti akan hilang. Akhirnya kekhawatiran itu datang juga agen sudah mulai jarang dating,ditelpone telphne tidak ada. Sementara kantor asuransi yang didaftar waktu itu jauh dari rumah. Padahal didekat rumah ada asuransi tersebut, Tapi waktu itu sang agen membujuk supaya dikantor sang agen bekerja.

Saya sudah mulai pusing juga,kalau mau membuang uang jangan begini caranya,begitulah yang ada di fikiran saya. Namun didorong oleh rasa penasaran bahwa paradigma lama asuransi harus berubah. Maka saya berusaha keras menyelesaikan semua. Saya sudah bulat untuk meninggalkan agen dan akan membayar dan mengurus asuransi sendiri membayar seperti bila menabung atau mengambil uang di bank.

Dengan susah payah akhirnya saya mendatangi kantor cabang tempat agen itu bekerja. Saya ceritakan semua permasalahan saya sampai pada saya akan membuktikan bahwa asuransi itu tidak seburuk yang dibicarakan orang,bahwa agen yang mempunyai perangai buruk harus dilenyapkan dari kantor asuransi sehinggga asuransi menjadi bersih dan bisa menjadi teman oleh asyarakat dalam membangun perekonomiannya.

Kepala agent itu mengerti apa yang saya maksud. Dan kebetulan sekali dia adalah tante dari murid saya setelah saya omong-omong banyak.Akhirnya pada hari itu juga semua berkas polis saya dipindah sesuai dengan permintaan saya yaitu di kantor didekat rumah saya. Dari jam delapan pagi sampai dengan jam tiga sore perjuangan saya dan kepala agent untuk berusaha keras mengembalikan citra asuransi yang baik itu selesai juga. Saya mulai berhubungan dengan kantor asuransi yang baru yang dekat dengan rumah saya. Saya berkenalan dengan pegai disitu dan saya meminta untuk dating sendiri saja bila membayar premi asuransi ataupun ketika klaim sampai pada waktunya. Saya bekerja sama dengan para pegai disitu dengan baik. Hubungan betul-betul saya jaga dengan baik pula.Sampai sekarang saya bersahabat baik dengan kantor itu.

Barangkali saya secara tidak langsung sangat membantu mengembalikan citra asuransi dari suatu yang akan jelek terjadi menjadi sutu kebaikan yang terjadi. Saya bahagia bisa menciptakan ini. Karena sampai sekarang karena saya juga menjaga hubungan baik dengan mereka,maka kantor itu pegawainya sudah kenal baik pula pada saya. Setiap saya kesana sapaan akrab bahkan canda tawa selalu ada. Saya puas menciptakan ini semua.Saya berharap akan selalu seperti ini sampai kapanpun asuransi ini berlaku. Saya dengan bank-bank juga berhubungan baik,harmonisasi terjadi dan saya mendapatkan pelayanan yang baik karena kondite di bank saya baik. Umur saya membuka rekening saya di bank yang saya percayai sama dengan umur saya membeli produk polis asuransi. Pelayanan bank yang saya percayai baik sekali pada saya, saya berharap juga sama halnya peayanan perusahaan asuransi yang saya percayai berlangsung pada saya.


ADA NASABAH YANG TERLUKA.


Saya membaca artikel asuransi ada nasabah yang terluka menghadapi pelayanan asuransi.Ada seorang karyawati yang a lot mengambil klaim asuransi kesehatan yang dipunyai ketika dia benar-benar mengalami sakit yang sesungguhnya yaitu jatuh karena kecelakaan pada saat dia bertugas ke lain daerah. Saya memang bisa merasakan perihnya luka yang dialami dan luka akibat pelayanan klaim yang tidak mulus.

Itupun sama seperti sakitnya hati saya waktu berusaha menegakkan kembali produk asuransi yang saya beli sebanyak 3 polis seperti yang saya ceritakan diatas tadi.

Tingkah laku para agen yang merupakan ujung tombak perusahaan asuransi memang kadang tidak seiring dengan dengan hak konsumen yang seharusnya diberikan oleh perusahaan asuransi.Maka ini menjdi masukan bagi fihak perusahaan asuransi untuk terus berbenah diri,sehingga keprofesionalan perusahaan asuransi bisa seperti bank-bank yang beroperasi diseluruh kota di Indonesia yang kesemuanya memiliki profesionalitas dan pelayanan yang prima.


MEMBANTU MEWUJUDKAN IMPIAN MASYARAKAT.

TENTANG PERENCANAAN KEHIDUPAN.


Menurut survey, orang Indonesia mempunyai sikap hidup yang optimistis. Berani menghadapi tantangan hidup sekeras apapun,mungkin ini disebakan karena rasa spiritual yang tinggi yang dimiliki oleh setiap masyarakat Indonesia. Nilai-nilai spiritual ini yang menyebabkan masyarakat ini menjadi ulet dan tabah. Ketabahan dan keuletan yang didasari kepercayaan spiritual yang tinggi melahirkan falsafah kehidupan yang muncul dari pengalamannnya sehari hari tersebut.

Falsafah keseharian itu misalnya,Ana dina ana upa artinya bila ada hari ada butiran nasi yaitu masyarakat yakin betul bahwa setiap hari Tuhan memberikan rejekinya kepada hambanya didunia ini. Ada lagi dalam bahasa Indonesia falsafah kehidupan yang menyatakan burung saja setiap pagi terbang dan petang pulang membawa makanan, Hal itu menjadi pemikiran bahwa Tuhan akan selalu memberikan rejeki pula pada hambanya, Faksafah ini makin berkembang seiring dengan tingkat pemikiran para intelektual meskipun sebatas pada nilai falsafah tersebut.Sehingga keyakinan spiritual seperti itu sudah mengurat-mengakar begitu tinggi. Maka orang Indonesia sangat mengagungkan karier atau pendidikan yang tinggi. Apapun untuk mempertinggi kariernya akan dijalani dan dilakukan berapapun biayanya. Orang Indonesia optimis sekali untuk hal ini. Namun untuk mempersiapkan diri menghadapi masa pensiun,orang Indonesia menurut penelitian ada aspek psikhologis yang membuat dirinya takut berbicara masalah itu, Dan ada kesan secara psikhologis mengingat hal itupun akan menimbulkan rasa tidak enak dan tidak nyaman bahkan cenderung melemahkan semangat. Sehingga mereka malah tidak mau mengingat dan mempersiapkan diri menuju pensiun sejak dini,namun mempersiapkannya dalam waktu sedikit menjelang masa pensiun.

Perbedaan dari orang Indonesia dan orang asing adalah ,orang asing mempersiapkan masa pensiun sejak umur 36 tahun,sedangkan orang Indonesia mempersiapkan pensiun pada umur 45 tahun bahkan banyak yang beberapa tahun sebelum pensiun.Yang dilakukan adalah,ada sebagian yang menabung untuk masa pensiun sejak berumur 45 tahun, atau membeli produk asuransi sejak umur itu untuk masa pensiun. Dan yang mempersiapkan hanya beberapa tahun sebelum pensiun adalah mengalokasikan dana untuk usaha wiraswsta untuk masa pensiun,berfikir wiraswsta setelah pensiun tiba,yang terakhir adalah terpuruk pada masa pensiun,cepat memakan usianya menjadi tua yang sesungguhnya karena stress pada masa pensiun yaitu yang dikenal sebagai Post Power syndrom.


SEJARAH ASURANSI TURUT MEMBENTUK SIKAP HIDUP MASYARAKAT INDONESIA.


Namun bila ditelusur lebih lanjut sikap demikian ini memang bermula dari ketidak percayaan pada lembaga asuransi untuk menanggung resiko semua ini dengan baik.yang ada hanya cerita-cerita tentang luka dengan asuransi membuta perilaku semua ini terjadi,langsung atau tidak langsung. Jadi perilaku asuransi yang buruk turut membentuk perilaku ini,membuat trauma social yang akhirnya membuat tidak percaya untuk mengalihkan resiko kehidupan ini pada asuransi.

Namun sebaliknya bila dari dulu tercatat dalam sejarah,bahwa asuransi benar benar melindungi masyarakat Indonesia tentunya sikap hidup seperti itu ada kemungkinan untuk tidak ada, Karena begitu percaya akan perilaku industri asuransi yang menanggung resiko semua kehidupan masyarakat

Maka akhirnya asuransilah yang mulai sekarang ini dituntut profesionalitasnya menghadapi semua dan menjawab tantangan ini. Asuransi harus bagus dan tidak ada celanya dalam menghadapi resiko masyarakat Indonesia.


Box II RASA HARAP CEMAS MENGIKUTI ASURANSI



Meskipun ini pengalaman pribadi,namun bisa jadi masukan bagi industri asuransi, Penulis mengikuti semua asuransi. Asuransi Jiwa sekeluarga, asuransi pendidikan untuk anak,asuransi kebakaran rumah,Asuransi Dana Bahagia, Asuransi Investasi. Semua mengcaver kehidupan kami sekeluarga. Namun rasa harap cemas itu tetap ada. Bahwa Asuransi,bertindaklah PROFESIONAL, JANGAN LUKAI KAMI. KARENA MASA DEPAN KAMI ADA PADA PENGHARAPAN MEMBELI PRODUK ASURANSI. KIRANYA AJB BUMI PUTERA 1912,AKAN MAMPU DAN BIJAK MENYIKAPI PERMASALAHAN INI.



Dra. Novi saptina

Jl. Maluku 12

Solo. Telp <> 642621









Tidak ada komentar:

Posting Komentar