Sabtu, 22 Agustus 2009

CINTA NEGERI

Bung…

Bilakah tuan kan kembali…..

Bangunlah Jiwanya

Bangunlah Badannya

Untuk Indonesia Raya…..


Ketika Yusuf Ronodipuro, enam puluh empat tahun yang lalu merekam lagu kebangsaan Indonesia Raya,lalu ada selingannyanya yang melatar belakangi rekaman tersebut adalah Pembacaan teks Proklamasi.

Betapa dramatisnya narasi dan lagu itu. Terbukti bagaimana Yusuf meramu nasionalisme seorang anak negeri yang ingin menularkan perasaanya kepada seluruh pemuda Indonesia untuk mencintai negrinya secara mendarah mendaging ( Internalyzed)

Lalu bila ditengok lagi, lagu-lagu perjuangan yang berkumandang, syahdu, hero, meski melo, tetap arif untuk dinikmati dan sempat menegakkan bulu roma untuk sadar cinta negri.

Terakhir maka tidak heran yang berkesempatan untuk mencium bendera pusaka, sempat membuat haru dan bangga, bahwa kemerdekaan dicapai dengan susah payah oleh bapak-bapak kita yang dulu berusia sangat muda.


Putri Cantik Berkalang Tanah

Lihatlah Panglima Besar Jendral Soedirman, Istrinya yang cantik melepas semua perhiasannya untuk membantu perjuangan pemudanya. Karena baginya kecantikan hakiki adalah cinta pada negrinya, dan rela berkalang tanah bila negrinya menghadapi prahara dari penjajahan. Mereka harus pergi dari bumi Pertiwi, hanya anak negeri yang anak merawat hijau tanah air untuk anak cucunya.

Bangunlah semua mata yang memandang, bangunlah semua hati yang merasa Untuk Indonesia Raya. Raya adalah bersama, berbeda namun bersatu.

Bentengi kekuatan diri dengan jiwa pahlawan-pahlawan yang kita rindukan kebersahajaannya.



Bung……

Dimana kau kini berada….

Bertahun lamanya kita berpisah..


Bung….

Entah dimana rimbanya

Kampung halaman kelak dilupakan jangan…..


Bung…

Bilakah tuan kan kembali…..