Rabu, 26 Desember 2012

Air jernih, Air Sejuk, Air Hidupku


Di musim Hujan air
Meluap sampai jauh
Mata airmu dari Solo
Tergunung gunung seribu
Air mengalir sampai jauh
Akhirnya ke laut…..
Itu perahu riwayatmu dulu
Kaum pedadang slalu naik itu perahu…

                Itu adalah Lagu Bengawan Solo ciptaan Almarhum Gesang. Sederhana namun bisa memuat kisah yang banyak bahwa keberadaan sungai dan air sebagai sumber kehidupan alam yang harus dijaga. Ketika hujan tiba berdayakan air, berikan resapan jangan hanya dibiarkan mengalir sampai jauh karena resapan itu berguna untuk sumber air pribadi.
                Sungai yang keberadaannya terjaga akan menjadi sarana transportasi yang baik seperti yang dilukiskan dalam lagu Bengawan Solo yang dilewati kaum pedagang yang selalu naik perahu, itu membuktikan bahwa transportasi sungai berfungsi, Bila sungai berfungsi sebagai transportasi, maka pemeliharaannya akan terjaga. Kebersihannya terjaga karena sebagai transportasi pasti segi keindahaan juga diperhatikan sehingga dipelihara dan dibersihkan selalu. Juga pendangkalan sungai juga tidak akan terjadi. Karena bila berfungsi sebagai transportasi yang baik pasti dipelihara jangan sampai terjadi pendangkalan, dikeruk secara berkala sehingga bila hujan tiba tidak akan meluap menjadi banjir.
                Bila air tertata, aliran dan resapannya maka sumber air bersih juga akan terjadi karena proses alami dalam memproduksi air sebagai sumber alam yang bersih.

Belik sebagai sumber air bersih.
                Ketika saya berada di desa Tukulrejo, 20 km dari kota Wonogiri di Jateng,10 km dari kota Batu Wonogiri. Ketika itu musim kemarau. Pada saat musim kemarau seperti itu banyak sumur-sumur penduduk sangat dalam dan kering. Bahkan sungai yang membatasi Desa Tukulrejo dan Desa Pideksa kering, bisa diseberangi sepeda motor. Pada sumur penduduk yang ada air, pendapatan air bersihnya hanya pagi hari apabila sudah siang air sudah mulai keruh, harus diendapkan tidak ditimba selama beberapa jam sebentar sore nanti akan jernih kembali namun tidak seperti kalau diendapkan semalam dan pagi air benar-benar bersih aman untuk air minum
                Jadi waktu itu memang air benar-benar dibatasi pengambilan dan kegunaannya, pagi sewaktu subuh itu adalah yang yang dapat diambil untuk air minum hanya akan tertimba beberapa ember dan untuk mengisi beberapa gentong dirumah sesudah air itu terpenuhi maka barulah air untuk mandi dan biasanya airnya sudah agak keruh sedikit  bercampur dengan batuan padas. Namun daripada itu yang untuk air minum lebih baik untuk mandi.
                Sedangkan waktu itu untuk mencuci ya air sungai, kami semua mencuci bersama sama dengan penduduk lain.Sebenarnya secara kebersamaan oke, namun memberikan air sungai dengan detergent-detergent aduuh bagaimana ini. Maafkan sungaiku semua ini harus dilakukan untukmu karena keadaan yang belum memadai untuk memberikan kau ketenangan dalam keberadaan sungaimu.
                Begitulah kesulitan desa ini untuk memenuhi air bersih. Kami juga menggunakan penjernihan air sederhana yang terbuat dari tempayan yang terbuat dari tanah liat dijernihkan dengan lapisan batu kerikil dan ijuk, sedikit membantul untuk menjernihkan air dalam ukuran yang sedikit.
                Yang lain lagi yang sangat unik dilakukan adalah, masyarakat suka membuat “Belik” sebagai sumber air bersih. Yaitu pada daerah tanah pinggiran sungai dikeduk dalam ukuran yang kecil tidak terlalu dalam,ketika pagi hari galian itu akan keluar air bersih yang lumayan bisa diambil airnya sekedar seember dua ember sebagai air bersih yang bisa digunakan untuk air masak atau air minum penambah sumur yang menghasilkan air bersih yang juga tidak terlalu banyak.
                Itulah pengalaman memperoleh air bersih yang memerlukan perjuangan tersendiri.Namun yang dicatat disini bahwa kelestarian lingkungan dan daerah resapan yang masih bagus membantu alam dalam penyempuranaan desa itu menghasilkan air bersih. Bisa dibayangkan bila kelestarian alam/lingkungan dan daerah resapan desa ini sudah tidak bagus maka produksi air bersih yang ada didesa ini terutama pada musim kemarau akan sangat sulit. Hal ini memberikan pelajaran bahwa menjaga daerah daerah resapan sangatlah diperlukan untuk kelangsungan kehidupan dan keberadaan air.

Dra. Novi Saptina

Tidak ada komentar:

Posting Komentar