Di musim Hujan air
Meluap sampai jauh
Mata airmu dari Solo
Tergunung gunung seribu
Air mengalir sampai jauh
Akhirnya ke laut…..
Itu perahu riwayatmu dulu
Kaum pedadang slalu naik itu perahu…
Itu
adalah Lagu Bengawan Solo ciptaan Almarhum Gesang. Sederhana namun bisa memuat
kisah yang banyak bahwa keberadaan sungai dan air sebagai sumber kehidupan alam
yang harus dijaga. Ketika hujan tiba berdayakan air, berikan resapan jangan
hanya dibiarkan mengalir sampai jauh karena resapan itu berguna untuk sumber
air pribadi.
Sungai
yang keberadaannya terjaga akan menjadi sarana transportasi yang baik seperti
yang dilukiskan dalam lagu Bengawan Solo yang dilewati kaum pedagang yang
selalu naik perahu, itu membuktikan bahwa transportasi sungai berfungsi, Bila
sungai berfungsi sebagai transportasi, maka pemeliharaannya akan terjaga.
Kebersihannya terjaga karena sebagai transportasi pasti segi keindahaan juga
diperhatikan sehingga dipelihara dan dibersihkan selalu. Juga pendangkalan
sungai juga tidak akan terjadi. Karena bila berfungsi sebagai transportasi yang
baik pasti dipelihara jangan sampai terjadi pendangkalan, dikeruk secara
berkala sehingga bila hujan tiba tidak akan meluap menjadi banjir.
Bila
air tertata, aliran dan resapannya maka sumber air bersih juga akan terjadi
karena proses alami dalam memproduksi air sebagai sumber alam yang bersih.
Belik sebagai sumber air bersih.
Ketika
saya berada di desa Tukulrejo, 20 km dari kota Wonogiri di Jateng,10 km dari
kota Batu Wonogiri. Ketika itu musim kemarau. Pada saat musim kemarau seperti
itu banyak sumur-sumur penduduk sangat dalam dan kering. Bahkan sungai yang
membatasi Desa Tukulrejo dan Desa Pideksa kering, bisa diseberangi sepeda
motor. Pada sumur penduduk yang ada air, pendapatan air bersihnya hanya pagi
hari apabila sudah siang air sudah mulai keruh, harus diendapkan tidak ditimba
selama beberapa jam sebentar sore nanti akan jernih kembali namun tidak seperti
kalau diendapkan semalam dan pagi air benar-benar bersih aman untuk air minum
Jadi
waktu itu memang air benar-benar dibatasi pengambilan dan kegunaannya, pagi
sewaktu subuh itu adalah yang yang dapat diambil untuk air minum hanya akan
tertimba beberapa ember dan untuk mengisi beberapa gentong dirumah sesudah air
itu terpenuhi maka barulah air untuk mandi dan biasanya airnya sudah agak keruh
sedikit bercampur dengan batuan padas.
Namun daripada itu yang untuk air minum lebih baik untuk mandi.
Sedangkan
waktu itu untuk mencuci ya air sungai, kami semua mencuci bersama sama dengan
penduduk lain.Sebenarnya secara kebersamaan oke, namun memberikan air sungai
dengan detergent-detergent aduuh bagaimana ini. Maafkan sungaiku semua ini
harus dilakukan untukmu karena keadaan yang belum memadai untuk memberikan kau
ketenangan dalam keberadaan sungaimu.
Begitulah
kesulitan desa ini untuk memenuhi air bersih. Kami juga menggunakan penjernihan air sederhana yang terbuat dari tempayan yang terbuat dari tanah liat
dijernihkan dengan lapisan batu kerikil dan ijuk, sedikit membantul untuk
menjernihkan air dalam ukuran yang sedikit.
Yang
lain lagi yang sangat unik dilakukan adalah, masyarakat suka membuat “Belik”
sebagai sumber air bersih. Yaitu pada daerah tanah pinggiran sungai dikeduk
dalam ukuran yang kecil tidak terlalu dalam,ketika pagi hari galian itu akan
keluar air bersih yang lumayan bisa diambil airnya sekedar seember dua ember
sebagai air bersih yang bisa digunakan untuk air masak atau air minum penambah
sumur yang menghasilkan air bersih yang juga tidak terlalu banyak.
Itulah
pengalaman memperoleh air bersih yang memerlukan perjuangan tersendiri.Namun
yang dicatat disini bahwa kelestarian lingkungan dan daerah resapan yang masih
bagus membantu alam dalam penyempuranaan desa itu menghasilkan air bersih. Bisa
dibayangkan bila kelestarian alam/lingkungan dan daerah resapan desa ini sudah
tidak bagus maka produksi air bersih yang ada didesa ini terutama pada musim
kemarau akan sangat sulit. Hal ini memberikan pelajaran bahwa menjaga daerah
daerah resapan sangatlah diperlukan untuk kelangsungan kehidupan dan keberadaan
air.
Dra. Novi Saptina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar