Sekarang banyak angin segar namun juga banyak kekhawatiran tentang permainan anak. Satu sisi mengkhawatirkan tentang permainan anak elektronik yang membuat anak akan menjadi individualistis, karena banyak permainan yang dilakukan sendiri saja, tidak bersama-sama dengan anak-anak yang sebaya secara bersama-sama seperti jaman dahulu.
Memang bila ditengok permainan jaman dahulu,selalu melibatkan kebersamaan,seperti terlihat pada permainan-permainan tradisional sebagai berikut:
1. Permainan jamuran, jaitu dimana sekelompok anak-anak membuat lingkaran besar,sambil bernyanyi atau nembang dolanan jawa, bergandengan tangan seperti jamur.disitu juga ada dialog, memilih jamur apa. Jika memilih jamur parut misalnya semua menirukan
2. Pemainan dingklik oglak aglik, juga dilakukan 4-5 anak, mereka merakitkan kakinya dari belakang juga membentuk lingkaran sambil bersorak tentang dingklik oglak aglik yang artinya kursi yang tidak kencang lagi.makin lama mereka kuat merakitkan kakinya, maka kelompok itulah pemenangnya karena bisa menjaga kekuatan kelompoknya.
3. Permainan Engklek juga dilakukan beberapa anak yang satu persatu mengasah ketrampilannya untuk melempar gacuknya dan menjalankannya
Masih banyak permainan tradisional yang lain yang kesemuanya banyak melibatkan kebersamaan dan kreatifitas.
Semua itu juga ditangkap oleh pengelola wisata, yang merangkum permainan anak ini dalam satu paket wisata yang berjani akan melestarikan permainan ini. Hal ini menggembirakan, namun tengoklah betapa beayanya tidak terjangkau pada masyarakat bawah
Untuk mengatasi hal tersebut,
1. Percayalah pada diri sendiri untuk tetap rekat bersama keluarga dan menggelar permainan-permainan itu sendiri sekeluarga. Masyarakat kecilpun bisa mempunyai keluarga yang tetap menjaga kearifan lokalnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar