Senin, 04 Januari 2010

IKLIM SEBAGAI SUATU PENGAWASAN

Beberapa hari yang lalu dunia disegarkan dengan adanya konprensi Copenhagen Denmark yang akan menjadi berita baik bagi pengendalian pemanasan global. Sepertinya kita akan senang dengan ini karena akan ada solusi untuk bumi dan anak cucu agar bisa menempati bumi dengan aman. Seperti sekarang kita masih menikmati alam denga bahagia, karena nenek moyang kita dulu menjaganya dengan arif tentang ala mini.


Namun ada kabar yang mengatakan bahwa konfrensi ini menghasilkan keputusan yang tidak mengikat sehingga banyak agenda yang bisa ditunda pelaksanaaanya karena tidak mengikat tadi. Lha bagaimana?Apa saja yang menjadi ringan saja ,ancaman iklim yang ada di bumi ini ?

Itulah ,semula konfrensi ini diharapkan agar menghasilkan keputusan yang rinci mengenai pengurangan buangan gas emisi dari Negara maju dan berkembang.Namun ternyata tidak secara spesifik mengatur pembuangan gas emisi dari amerika dan china yang termasuk paling besar menghasilkannya.
Sebenarnya konprensi ini adalah perhelatan paling akbar karena 190 negara hadir, ini kan menujukkan bahwa sebenarnya banyak ketertarikan untuk memecahkan masalah bumi ini.




SERUAN ALAM

Bagi Indonesia alam sudah berseru nyata, bencana ada dimana-mana penduduk sudah kocar kacir karena bencana,Perubahan iklim bagi Indonesia sudah dirindukan penyelesaiannnya. Maka sebetulnya Indonesia harus cepat bertindak apalagi dalam forumdunia dan bertemu langsung dengan yang membuat gas buangan emisi yang paling besar. Agar bisa dirembuk saling berbagi dan berbantu
Bentuk bumi kita yang bulat biru putih berkilau dengan kutub es yang bersinar-sinar sepertinya sebentar lagi sudah tidak akan ada gambaran seperti itu lagi,perubahan iklim tidak ditentukan lagi oleh sistim iklim global lagi, tapi lebih pada tidakan manusianya. Yitu bertindak,diam saja, atau tidak bertindak,karena biru putihnya warna bumi rumah bersama itu sudah buruk, dan puncak salju yang merupakan harapan masa depan sudah mengalami pemanasan dua kali lebih cepat.
Di Kopnhagen sejumlah bangsa harus membicarakan masalah ini. Namun ternyata kesepakatan kopemhagen butuh aktu yang lama dan masih bersifat jangka panjang.



Bertindak sendiri di Indonesia,



Yang penting bangsa Indonesia menyelamatkan diri sendiri,meskipun ini tidak akan berhasil mutlak karena rumah bersama saling berkaitan,kalau tidak kompak menangani secara bersama akan tidak ada hasilnya. Tapi itulah yang terjadi,para pembuat gas emisi terbesar ya merasa Negara besar yang sulit untuk mengerem tidakan radikal menyelamatkan bumi.
Maka dimulai dari Indonesia saja yang harus mempertahankan Ijo royo=royonya nenek moyang dan menjaganya seperti para nenek moyang menjaga dulu. Kembali kepada alam dan sahabat manusia,pada filosofi-filosofi yang mempertahankan kebijaksanaan alam,tidak serakah mengeruk kekayaan alam,sampai dengan bertindak dan berperilaku selaras dengan alam. Ayo sadarlah semua anak negri ,bangun negri tercinta dengan semangat pantang menyerah. Kepada generasi muda, baca apa saja yang berhubungan dengan memelihara alam, dan jelajahlah segala kekayaan alam dan inventarisasi dengan cara memiliki bersama dalam rasa kebangsaan.








Novi Saptina
.